Senin, 29 Januari 2018

Gokteik Viaduct dari Hsipaw ke Pyin Oo Lwin (2)

Wikipdia:

The viaduct stretches 689 metres (2,260 ft) from end to end with 15 towers which span 12 metres (39 ft) along with a double tower 24 metres (79 ft) long. 
The 15 towers support 10 deck truss spans of 37 metres (121 ft) along with six plate girder spans 18 metres (59 ft) long and an approach span of 12 metres (39 ft). 
Many sources have put the height of the bridge at 250 metres (820 ft). This is supposedly a measurement to the river level as it flows underground through a tunnel at the point it passes underneath the trestle. The true height of the bridge as measured from the rail deck to the ground on the downstream side of the tallest tower is 102 metres (335 ft)

Belum mengikuti cerita saya yang pertama ?  Klik dulu tautan ini: Gokteik Viaduct (1).


Gambar 1. Bekas Tandon air disebuah stasiun kecil yang saya tidak tahu namanya. Mungkin saja digunakan saat loko uap masih dipakai di-track Mandalay - Lashio

Gambar 2. Entah apa ini, yang jelas berada di tepi rel saat kereta api akan masuk stasiun. 
Sayangnya sudah ditutupi tanaman yang merambat.

Gambar 3. Baru kali ini saya melihat ada sebuah sinyal seperti di Indonesia.
Goncangan gerbong kereta api sungguh diluar dugaan saya. Di Indonesia saya naik kereta api kelas ekonomi mulai tahun 50-an sampai tahun 2018 tidak pernah merasakan goncangan seperti di Myanmar ini. Gerbong kereta mengayun kekiri-kekanan dengan deviasi yang cukup lebar.
Backpacker disebelah saya mengatakan jalannya kereta api "very bumpy" sambil tertawa dan mengayun-ayunkan tubuhnya.

Gambar 4. Lingkungan berbatu menjelang masuk ngarai tempat jembatan Gokteik.

Gambar 5. Disela-sela pepohonan saya melihat bentuk jembatan yang banyak dinantikan para Traveller yang ada diatas kereta api.

Gambar 6. Terowongan sebelum lewat jembatan. Kecepatan kereta api mulai melambat sehingga goncangan gerbong menjadi berkurang dan hilang.

Gambar 7. Jembatan Kereta Api Gokteik.

Gambar 8.

Gambar 9. Ada kuil diatas lembah.
Gambar 10. Akhirnya yang ditunggu, tiba. 
Kereta api berjalan pelan sekali, mungkin saja 10 Km/jam.
Seperti saat kereta api di P. Jawa sedang melewati rel yang diperbaiki.

Gambar 11.

Gambar 12.

Gambar 13.

Gambar 14.

Gambar 15. Kedalaman jurang yang dilewati kereta api.

Gambar 16.

Gambar 17.

Gambar 18.

Gambar 19. Lewat sudah......saya mengatakan pada Backpacker sebelah saya. Jauh-jauh saya dari Indonesia, memerlukan waktu 3 hari untuk sampai kesini. Ternyata yang saya lihat hanya 15 menit. Dia tertawa dengan mengatakan.....kita sama.....tapi sepadan.....dimana sekarang kita bisa melihat jembatan seperti ini.

Gambar 20.

Gambar 21. Akhirnya jam 16.30 waktu setempat kereta api masuk stasiun Pyin Oo Lwin. Stasiun paling besar yang saya lihat mulai dari Hsipaw tadi.

Gambar 22. Kereta api beristirahat cukup lama kira-kira 1 jam di Pyin Oo Lwin sebelum melanjutkan perjalanan menuju stasiun akhir....Mandalay. Saya turun di kota ini, sementara teman Backpacker tadi mengatakan dia akan terus menuju Mandalay.

Gambar 23. Stasiun Pyin Oo Lwin dari luar.

Gambar 23. Si Kecil lucu dihalaman stasiun. Mulai anak kecil sampai orang tua menggunakan bedak cair di-pipinya. Orang Myanmar menyebut dengan nama Thanaka, bedak yang katanya sudah dipakai sejak 2000 tahun yang lalu dan terbuat dari batang kayu.

Gambar 24. Loket di Pyin Oo Lwin jauh lebih bagus dibanding yang ada di Hsipaw. 
Bagian dalam stasiun juga bersih.

Gambar 25. Jadwal perjalanan kereta api yang hanya dua kali dalam satu hari.

Gambar 26. Yang dimaksud Up Train adalah kereta api Mandalay - Lashio.
Sedangkan Down Train adalah kereta api yang saya tumpangi, Lashio - Mandalay.

Gambar 27. Mingalaba.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar